Prolog : Dari Jogja untuk Jambi
Saya tidak
mempunyai banyak cerita dari berbagai daerah di Indonesia, karena saya baru
satu kali meninggalkan tanah Jawa saya demi membawa nama baik almamater
tercinta UNY ke tanah minang.
“Dari Jogja untuk Jambi”
Saat itu H-2
sebelum deadline terakhir pendaftaran dan pengiriman karya tulis. Saat saya
mengalami sebuah kecelakaan kecil yang sampai saat ini luka itu masih membekas
di kaki. Saya terburu-buru hendak mengejar lembar pengesahan demi kelengkapan
administrasi karya tulis saya untuk dikirim ke Jambi. Mungkin bisa di bilang
iseng-iseng berhadiah. Awalnya saya mengirim proposal karya tulis tersebut
hanya sekedar formalitas mengingat saya yang tergabung ke dalam salah satu Unit
Studi Penalaran di tingkat Universitas tetapi belum pernah mengikuti ajang
perlombaan ke luar kota. Sampai akhirnya usaha saya tersebut membuahkan hasil
dan mengantarkan saya ke kampus pinang masak.
Sekali lagi,
saya anak lokal dari Jawa Tengah, sekolah tidak pernah jauh-jauh dari area Kota
Bersinar. Kuliah pun masih pulang balik ke rumah karena mengingat jarak Kota
Klaten – Jogja masih dapat ditempuh hanya dalam waktu 1 jam dengan menggunakan
sepeda motor.
Oke, kembali
ke Jambi. Sebenarnya bukan ke pulau Sumatra tujuan utama saya jika ingin
melihat pulau orang. Tapi saya ingin ke Sulawesi, Halmahera Selatan lebih
tepatnya. Berawal dari ketertarikan saya dengan anak-anak disana melalui buku
yang saya baca dan cerita-cerita alumni dari Indonesia Mengajar maupun SM3T.
Tapi ternyata rezeki baru berpihak untuk saya ke kota Duo Angso ini. Pengalaman
pertama untuk saya, pertama kalinya flight,
pertama kalinya naik kereta api, dan pertama kalinya mendapat Juara 1 dalam
perlombaan karya tulis setelah sekian kali mengikuti lomba karya tulis hanya
menjadi finalis. Sekarang piala bertuliskan Juara 1 itu saya raih dengan
segudang pengalaman yang akan selalu membekas. Mengenal bahasa sumatra, melihat
dan merasakan bersepeda motor menyusuri sungai-sungai di tanah orang. Dahulu
yang hanya melihat dari buku maupun internet. Rumah adat dengan dua angsa
diatasnya, gentala arasy, sungai batanghari dan tentunya Universitas Jambi.
Juga tak lupa tarian sekapur sirih yang ditarikan oleh adik-adik disana special
untuk kami pendatang dari luar daerah.
Kurang lebih 5
hari saya resmi menjadi perantau, jauh dari orang tua untuk pertama kalinya.
Membuat saya lebih belajar mandiri, mampu melihat cakrawala dari jendela yang
berbeda dan lebih luas tentunya. Dari Jogja untuk Jambi, dari saya mahasiswa
Bidikmisi Pendidikan Luar Biasa UNY. Semoga kelak diberi kesempatan lagi untuk
mengunjungi daerah-daerah luar pulau Jawa lagi, entah dengan mempresentasikan
hasil karya saya maupun mengabdikan langsung diri saya untuk pendidikan di
Indonesia. Salam Pendidikan.
Jambi, 2 Mei 2015
Komentar
Posting Komentar